06 April 2010

Tentang Batik

Batik memiliki sejarah yang panjang dalam bidang budaya bangsa Indonesia, Dalam buku Katalog Batik Indonesia (1997), disebutkan beberapa pendapat yang berbeda tentang asal batik Indonesia:

1. Ditinjau dari sejarah kebudayaan, R.M Sutjipto Wirosaputro, menyatakan bahwa Bangsa Indonesia sebelum bertemu dengan kebudayaan India, telah mengenal teknik membuat batik. Jadi yang mengembangkan seni batik di Indonesia adalah bangsa Indonesia sendiri.
2. Menurut Soeprapto dalam bukunya The Art of Batik, pada mulanya batik merupakan suatu seni yang berkembang di kalangan keraton di Jawa. Pada masa pemerintahan Sultan Hanjokro Kusumo sekitar tahun 1613 sampai 1645, beliau sangat mencintai batik dan menciptakan ragam hias simbolik pada batik yang mempunyai arti yang dalam mengenai falsafah hidup dan mencerminkan unsur-unsur kehidupan.

Sedangkan dalam Majalah Saudagar (Mei 2008) disebutkan bahwa batik semula ditemukan di zaman kerajaan Tarumanegara (358-669 M) berupa lukisan di kain dari getah pohon tarum.

Definisi batik adalah suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu dengan cara mempergunakan perintang (Hamzuri, 1981). Walau secara bahasa batik mempunyai arti menulis atau melukis titik tetapi secara esensial batik diartikan sebagai sebuah proses atau teknik menahan warna dengan menggunakan lilin malam. Artinya, batik adalah sebuah proses menahan warna memakai lilin malam secara berulang-ulang diatas kain.

Secara etimologis, batik berarti menitikkan malam dengan cara dicanting, sehingga membentuk corak yang terdiri atas susunan titikan dan garisan. Batik sebagai kata benda merupakan hasil penggambaran corak diatas kain dengan menggunakan canting sebagai alat gambar dan malam sebagai zat perintang. Secara teknik, batik adalah suatu cara penerapan corak diatas kain melalui proses celup rintang warna dengan medium perintangnya ( Indonesia Indah Seri Batik, 1997).

Lilin malam digunakan sebagai penahan dan mencegah agar warna tidak meyerap diatas kain didaerah yang ditutup dengan lilin malam tersebut. Lilin tersebut juga dapat berfungsi sebagai pembentuk motif dan corak pada batik. Sedangkan untuk menciptakan sebuah motif dengan menggunakan lilin batik digunakan alat berupa canting yakni dengan cara dituliskan / digambarkan secara langsung mengikuti pola yang telah ditulis sebelumnya dengan menggunakan pensil.
Terdapat dua macam pembagian batik dewasa ini, yakni pertama menurut sifat, ragam hias dan komposisi pewarnaan, yang dibagi menjadi dua:
1. Batik Vorstenlanden dari daerah Surakarta dan Yogyakarta, yang ciri-ciri ragam hiasnya bersifat simbolis dengan latar belakang kebudayaan Hindu-Jawa. Komposisi warna terdiri dari sogan, indigo (biru), hitam, dan putih.
2. Batik pesisir, adalah semua batik yang dihasilkan atau dibuat oleh daerah-daerah di luar Surakarta dan Yogyakarta, memiliki ciri ragam hias bersifat naturalistis dengan latar belakang pengaruh dari berbagai budaya, termasuk budaya asing, komposisi warna beraneka ragam (Riyanto, 1997).

Kedua, jenis batik dilihat dari proses cara pembuatannya, yaitu:
1. Batik Tulis
2. Batik Cetak
3. Batik Printing.

Batik tulis merupakan batik yang spesial dan mahal dibanding batik yang lain, karena didalam pembuatan batik ini sangat diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran dan juga waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik tulis (Riyanto, 1997).

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Di sini:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More